Introduction
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) is a decapeptide produced by the hypothalamus. Hypothalamus is the highest center within the brain organizing several important functions, consisting of neuroendocrine cells producing five neurohormones. GnRH is one of those neurohormones, produced by arcuate nucleus.1,2
Trials in rats showed that there are two centers within the hypothalamus having different functions. These are tonic center located in the ventromedial of arcuate nucleus and cyclic center located in the preoptical area near the suprachiamic center in the anterior part of the hypothalamus. Cyclic center functioned to control LH release in the mid-cycle, whereas tonic center is responsible to fulfill daily basal gonadotropin requirement.1,2
Within the hypothalamic tissue, GnRH level is low, so that extraction is difficult and destruction by peptidase is more straightforward, therefore in favor of treatment GnRH analogue was made consisting of GnRH agonist and antagonist.
Kamis, 05 Juni 2008
Rabu, 04 Juni 2008
PERANAN FITOESTROGEN PADA OSTEOPOROSIS
Eddy Hartono
Subdivisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNHAS - Makassar
Pembentukan tulang dimulai dari dalam kandungan dan mencapai puncak pada dekade ketiga, dimana massa tulang pada pria lebih tinggi dari tulang wanita. Wanita akan mengalami kehilangan tulang yang lebih cepat dibanding pria. Metabolisme tulang diatur oleh aktivitas 2 sel tulang yang berhubungan dengan remodelling tulang yaitu sel-sel osteoblas yang bertugas melakukan formasi tulang dan sel osteoklas yang bertugas dalam resorpsi tulang. Hormon estrogen dalam keadaan normal memicu aktivitas osteoblas, tetapi menghambat aktivitas osteoklas sehingga tercapai keseimbangan pembentukan dan perusakan tulang. Memasuki usia 40 tahun dimana kadar estrogen yang mulai menurun secara normal, remodelling tulang mulai berubah kecepatan resorpsi tulang (osteoklas) lebih tinggi dari formasi tulang (osteoblas) sehingga proses osteopenia – osteoporosis dimulai.
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh rendahnya massa tulang dan kerusakan mikroarsitektur tulang yang mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Secara operasional diagnosis osteoporosis ditegakkan apabila terdapat densitas massa tulang berada di bawah -2,5 SD dari angka rata-rata pada orang dewasa muda normal.
Osteoporosis merupakan salah satu masalah utama pada wanita yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas setelah menopause. Prevalensi osteoporosis meningkat dengan bertambahnya usia dan 70% dari wanita berusia > 80 tahun menderita osteoporosis menurut kriteria WHO. Secara klinis, osteoporosis sering dikaitkan dengan peningkatan insidens fraktur pada panggul, vertebra dan lengan bawah. Risiko osteoporosis sering dikaitkan dengan usia lanjut (>65 tahun), riwayat patah tulang, berat badan rendah, bangsa kulit putih dan Asia, riwayat patah tulang pada 1st degree relative, riwayat konsumsi alkohol dan rokok, asupan kalsium kurang, kesehatan umum yang kurang baik dan riwayat penyakit atau obat-obat tertentu (hipertiroidisme, glukokortikoid dsb).
Subdivisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNHAS - Makassar
Pembentukan tulang dimulai dari dalam kandungan dan mencapai puncak pada dekade ketiga, dimana massa tulang pada pria lebih tinggi dari tulang wanita. Wanita akan mengalami kehilangan tulang yang lebih cepat dibanding pria. Metabolisme tulang diatur oleh aktivitas 2 sel tulang yang berhubungan dengan remodelling tulang yaitu sel-sel osteoblas yang bertugas melakukan formasi tulang dan sel osteoklas yang bertugas dalam resorpsi tulang. Hormon estrogen dalam keadaan normal memicu aktivitas osteoblas, tetapi menghambat aktivitas osteoklas sehingga tercapai keseimbangan pembentukan dan perusakan tulang. Memasuki usia 40 tahun dimana kadar estrogen yang mulai menurun secara normal, remodelling tulang mulai berubah kecepatan resorpsi tulang (osteoklas) lebih tinggi dari formasi tulang (osteoblas) sehingga proses osteopenia – osteoporosis dimulai.
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh rendahnya massa tulang dan kerusakan mikroarsitektur tulang yang mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Secara operasional diagnosis osteoporosis ditegakkan apabila terdapat densitas massa tulang berada di bawah -2,5 SD dari angka rata-rata pada orang dewasa muda normal.
Osteoporosis merupakan salah satu masalah utama pada wanita yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas setelah menopause. Prevalensi osteoporosis meningkat dengan bertambahnya usia dan 70% dari wanita berusia > 80 tahun menderita osteoporosis menurut kriteria WHO. Secara klinis, osteoporosis sering dikaitkan dengan peningkatan insidens fraktur pada panggul, vertebra dan lengan bawah. Risiko osteoporosis sering dikaitkan dengan usia lanjut (>65 tahun), riwayat patah tulang, berat badan rendah, bangsa kulit putih dan Asia, riwayat patah tulang pada 1st degree relative, riwayat konsumsi alkohol dan rokok, asupan kalsium kurang, kesehatan umum yang kurang baik dan riwayat penyakit atau obat-obat tertentu (hipertiroidisme, glukokortikoid dsb).
Langganan:
Postingan (Atom)